Wednesday, April 29, 2015

DEFINISI MAJELIS DZIKIR

DEFINISI MAJELIS DZIKIR

Menurut hadits dalam RYIADHUS SHOLIHIN Imam Nawawi


Assalamu 'alaikum,

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sabarkanlah dirimu berkumpul bersama orang-orang yang menyeru kepada Tuhan di waktu pagi dan petang. Mereka mengharapkan keridhaanNya dan janganlah engkau menghindarkan pandanganmu dari mereka itu." (Al-Kahf: 21)


1444. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mempunyai beberapa malaikat yang berkeliling di jalan-jalan untuk mencari para ahli zikir, jikalau mereka menemukan sesuatu kaum yang berzikir kepada Allah 'Azza-wajalla lalu mereka memanggil-kawan-kawannya: " Kemarilah di sinilah ada hajatmu - ada yang engkau semua cari.
Mereka lalu berputar di sekeliling orang-orang yang berzikir itu serta menaungi mereka dengan sayap-sayapnya sampai ke langit dunia.
Tuhan mereka lalu bertanya kepada mereka, tetapi Tuhan sebenarnya lebih Maha Mengetahui hal itu.
Firman Tuhan: "Apakah yang diucapkan oleh hamba-hambaKu itu?"
Para malaikat menjawab: "Mereka itu sama memaha sucikan Engkau, memaha besarkan, memuji serta memaha-agungkan padaMu.
Tuhan berfirman lagi: "Adakah mereka itu dapat melihat Aku?"
Malaikat menjawab: "Tidak, demi Allah, mereka itu tidak melihat Engkau."
Dijawab: "Tidak, demi Allah mereka tidak pernah melihatnya."
FirmanNya: "Bagaimanakah andaikata mereka pernah melihatnya?"
Dijawab: "Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah mereka akan lebih sangat larinya dan lebih sangat takutnya pada neraka itu."
FirmanNya: "Kini Aku hendak mempersaksikan kepadamu semua bahwasanya Aku telah mengampunkan mereka itu."
FirmanNya: "Bagaimanakah sekiranya mereka dapat melihat Aku?"
Dijawab: "Andaikata mereka melihat Engkau, tentulah mereka akan lebih giat ibadatnya padaMu, lebih sangat memaha agungkan padaMu, juga lebih banyak pula bertasbih padaMu."
FirmanNya: "Apakah yang mereka minta itu?"
Dijawab: "Mereka meminta syurga."
FirmanNya: "Adakah mereka pernah melihat syurga?"
Dijawab: "Tidak, demi Allah, ya Tuhan, mereka tidak pernah melihat syurga itu." FirmanNya: "Bagaimanakah andaikata mereka dapat melihatnya?"
Dijawab: "Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah mereka akan lebih lobanya pada syurga itu, lebih sangat mencarinya dan lebih besar keinginan mereka pada syurga tadi."
FirmanNya: "Dari apakah mereka memohonkan perlindungan?"
Dijawab: "Mereka mohon perlindungan daripada neraka."
FirmanNya: "Adakah mereka pernah melihat neraka itu?"
Nabi s.a.w.bersabda: "Ada salah satu di antara para malaikat itu berkata: "Di kalangan orang-orang yang berzikir itu ada seorang yang sebenarnya tidak termasuk golongan mereka; hanyasanya ia datang karena ada sesuatu hajat belaka."
Allah berfirman: "Mereka adalah sekawanan sekedudukan dan tidak akan celakalah orang yang suka menemani mereka itu - yakni orang yang pendatang itupun memperoleh pengampunan pula." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mempunyai para malaikat yang berkeliling - di bumi - dan utama-utama keadaannya. Tugas mereka ialah mengikuti majlis-majlis berzikir. Maka apabila mereka menemukan sesuatu majlis yang berisi zikir di dalamnya, merekapun lalu melalui orang-orang yang berzikir tadi lalu duduk bersama mereka."
Allah lalu berfirman: "Kepada orang itupun saya berikan pengampunan pula. Mereka adalah kaum yang tidak akan celaka orang yang suka mengawani mereka." duduk bersama orang-orang yang berzikir itu dan saling berputar menaungi mereka dengan sayap-sayapnya antara satu dengan yang lainnya, sehingga memenuhi tempat yang ada di antara mereka dengan langit dunia. Selanjutnya jikalau orang-orang yang berzikir itu telah berpisah, para malaikat tadi lalu mendaki dan naik ke langit, kemudian Allah 'Azzawajalla bertanya kepada mereka, tetapi Allah sebenarnya lebih mengetahui tentang hal itu: "Dari manakah engkau semua datang?"
Mereka menjawab: "Kita semua baru datang dari hamba-hambaMu yang ada di bumi, mereka itu sama bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid serta memohonkan sesuatu padaMu."
FirmanNya; "Apakah yang mereka mohonkan padaKu?"
Dijawab: "Mereka mohon akan syurgaMu."
FirmanNya: "Apakah mereka pernah melihat syurgaKu itu?"
Dijawab: "Tidak,ya Tuhan."
FirmanNya: "Bagaimana pula sekiranya mereka pernah melihat syurgaKu itu."
Para malaikat berkata lagi: "Mereka itu juga memohonkan perlindungan padaMu." FirmanNya: "Dari apakah mereka sama memohonkan perlindungan padaKu?"
Dijawab; "Dari nerakaMu, ya Tuhan."
FirmanNya: "Apakah mereka pernah melihat nerakaKu itu?"
Dijawab: "Tidak pernah."
FirmanNya: "Bagaimana pula sekiranya mereka pernah melihat nerakaKu."
Para malaikat itu berkata lagi: "Mereka juga memohonkan pengampunan daripadaMu."
Allah lalu berfirman: "Sungguh-sungguh Aku telah mengampuni mereka itu, kemudian Aku berikan pula apa-apa yang mereka minta dan Aku berikan perlindungan pula mereka itu dari apa-apa yang mereka mohonkan perlindungannya."
Nabi s.a.w. bersabda: "Para malaikat itu berkata: "Ya Tuhan, di kalangan mereka ada seorang hamba yang banyak sekali kesalahannya, ia hanyalah berjalan saja melalui orang-orang yang berzikir tadi lalu duduk bersama mereka." Allah lalu berfirman: "Kepada orang itupun saya berikan pengampunan pula. Mereka adalah kaum yang tidak akan celaka orang yang suka mengawani mereka."


1445. Dari Abu Hurairah dan dari Abu Said radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tiada sesuatu kaumpun yang duduk-duduk sambil berzikir kepada Allah, melainkan dikelilingi oleh para malaikat dan ditutupi oleh kerahmatan serta turunlah kepada mereka itu ketenangan -dalam hati mereka - dan Allah mengingatkan mereka kepada makhluk-makhluk yang ada di sisinya - yakni disebut-sebutkan hal-ihwal mereka itu di kalangan para malaikat" (Riwayat Muslim)


1447. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Mu'awiyah r.a. keluar menuju suatu golongan yang berhimpun dalam masjid, lalu ia berkata: "Apakah yang menyebabkan engkau semua duduk ini?"
Orang-orangmenjawab: "Kita duduk untuk berzikir kepada Allah."
la berkata lagi: "Apakah, demi Allah, tidak ada yang menyebabkan engkau semua duduk ini melainkan karena berzikir kepada Allah saja?"
Mereka menjawab: "Ya, tidak ada yang menyebabkan kita semua duduk ini, kecuali untuk itu."
Mu'awiyah lalu berkata: "Sebenarnya saya bukannya meminta sumpah dari engkau semua itu karena sesuatu dugaan yang meragukan terhadap dirimu semua dan tiada seorangpun yang sebagaimana kedudukan saya ini dari Rasulullah s.a.w. yang lebih sedikit Hadisnya daripada saya sendiri -karena sangat berhati-hatinya meriwayatkan Hadis. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pada suatu ketika keluar menuju suatu golongan yang berhimpun dari kalangan sahabat-sahabatnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Apakah yang menyebabkan engkau semua duduk ini?"
Para sahabat menjawab: "Kita duduk untuk berzikir kepada Allah, juga memuji padaNya karena telah menunjukkan kita semua kepada Agama Islam dan mengaruniakan kenikmatan Islam itu pada kita."
Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Apakah, demi Allah, tidak menyebabkan engkau semua duduk ini melainkan karena itu?" Sesungguhnya saya bukannya meminta sumpah dari engkau semua itu karena sesuatu dugaan yang meragukan terhadap dirimu semua, tetapi Jibril datang padaku dan memberitahukan bahwasanya Allah merasa bangga dengan engkau semua itu kepada malaikat - yakni kebanggaanNya itu ditunjukkan kepada para malaikat." (Riwayat Muslim)


KANDUNGAN HADITS DI ATAS :

1. Yang dimaksud majelis dzikir oleh Allah SWT dan para malaikat dari hadits Rasulullah saw tersebut adalah orang-orang yang duduk berkumpul berdzikir kepada Allah SWT, yaitu membaca tasbih, takbir, tahlil, tahmid dan berdoa memohon kepada Allah SWT.

2. Berdasarkan hadits di atas, tidak ada kegiatan lain (seperti ta’lim, belajar membaca, pernikahan, thalaq, jual beli dll) di majelis dzikir tersebut selain hanya berdzikir menyebut Nama Allah SWT.

3. Malaikat-malaikat selalu berjalan mencari majelis dzikir dan membentangkan sayapnya memenuhi ruangan di antara ahli dzikir dan langit dunia. Dan para malaikat akan naik ke langit bila ahli dzikir itu pulang ke rumah masing-masing.

3. Allah membanggakan orang-orang yang berada di majelis dzikir di hadapan Malaikat.

4. Majelis dzikir sudah ada sejak jaman Rasulullah saw dan para sahabat. Dan para sahabat mengerjakan majelis dzikir, sedangkan Rasulullah saw tidak melarang bahkan malaikat Jibril mengabarkan bahwa Allah membanggakan majelis dzikir di hadapan para malaikat.

5. Dalil di atas adalah mengenai keutamaan majelis dzikir, bukan majelis ilmu. Dan pada dalil di atas tidak ada yang menyatakan bahwa majelis dzikir sama dengan majelis ilmu.


Catatan :

Setelah Rasulullah saw wafat banyak pendapat-pendapat lagi lainnya mengenai definisi majelis dzikir. Diantaranya pendapat sekelompok ulama yang menyatakan majelis dzikir adalah majelis ilmu.

Majelis dzikir berbeda dengan majelis ilmu, majelis dzikir orientasinya semata mata Habluminallah, sedangkan majelis ilmu tergantung niatan nya bisa habuminallah maupun masalah keduniawian tergantung apa yang dipelajarinya, bisa ilmu agama, sosial, politik, sejarah, berhitung/ matematika, dll.

Dari banyaknya perbedaan penafsiran / definisi majelis dzikir tersebut, maka kita sebagai muslim yang beraqidah ahlussunnah wal jamaah seharusnya kembali meluruskan kepada ajaran murni sunnah (hadits) Rasullullah saw tentang pengertian majelis dzikir yang sesungguhnya. Yaitu bahwa yang dimaksud (definisi) majelis dzikir yang disebut-sebut oleh Allah SWT dan para malaikat dari hadits Rasulullah saw tesebut diatas adalah orang-orang yang duduk berkumpul berdzikir kepada Allah SWT, yaitu membaca tasbih, takbir, tahlil, tahmid dan berdoa memohon kepada Allah SWT (definisi ini yang ada di hadits), dan tidak ada kegiatan lain selain hanya berdzikir ke pada Allah SWT saja.


Coba kita renungkan hadits riwayat Abu Daud dan Turmuzi (Hasan - Shahih) yang saya diambil dari Hadits Arbain Nawawi

Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah RA dia berkata : Rasulullah SAW memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran.
Maka kami berkata : Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat.
Rasulullah SAW bersabda : Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan (tidak sesuai syariat Islam), karena semua perkara yang diada adakan / bid’ah (yang tidak sesuai syariat Islam) adalah sesat.

Dan barangsiapa yang memusuhi Rasul sesudah nyata baginya al-hidayah (kebenaran) dan dia mengikuti selain jalannya orang-orang mu’min, niscaya akan Kami palingkan (sesatkan) dia ke mana dia berpaling (tersesat) dan akan Kami masukkan dia ke dalam jahannam dan (jahannam) itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (An-Nisa’ ayat 115)


Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (QS. Al Hasyr: 7).

Semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada kita supaya menetapkan kita sebagai seorang muslim yang beraqidah lurus sesuai dengan Al Quran dan Sunnah Rasulullah saw.



Wassalam

Followers